Kanaya kecil

Selasa, 28 Januari 2014

ALIRAN AIR MATA YANG MENGOBATI JIWA DAN RAGA KITA, PENYELAMAT DARI API NERAKA


Menangis menjadi obat untuk banyak penyakit akan tetapi dengan syarat bahwa tangisan tersebut disebabkan rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dan itulah yang dikhabarkan Al-Quran dengan firman-Nya ketika menceritakan tentang orang-orang beriman yang khusyuk 'yang hati mereka merasakan pengaruh dari firman Allah, apa reaksi mereka? Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang mereka:

(ويخرون للأذقان يبكون ويزيدهم خشوعا) [الإسراء: 109].

"Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu '." (Surah Al-Israa': 109)

Lihatlah bagaimana penjelasan Ilahi ini mengaitkan antara menangis dengan khusyu. Maka kedua-duanya adalah cara yang terbaik untuk mengubati penyakit-penyakit mental.

Menangis disebabkan rasa takut kepada Allah menambah kekhusyukan dan ketakutan kepada Allah pada diri seorang yang beriman, dan membuatnya lupa kepada kesedihan, dan kebimbangan-kebimbangan lain mengapa? Kerana orang yang dipengaruhi oleh firman Allah dan membayangkan kegerian-kegerian hari kiamat serta mengingat kebesaran Sang Pencipta, nIscaya akan dapat menghindari masalah-masalah dan kesedihan-kesedihan yang dihadapinya sehingga dia lupa akan masalahnya.

Rasulullah bersabda, “Tidak akan masuk ke dalam api neraka seseorang yang menangis karena takut kepada Allah hingga air susu ibu (yang sudah diminum oleh anaknya) kembali ke tempat asalnya.” (HR. At-Tirmidzi no.2311, sanad hasan)

Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan berkaitan "menangis" di beberapa ayat di dalam al-Quran. Dia menjadikannya sebagai tempat untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan sebagai indikasi kejujuran seorang mukmin takutnya kepada Sang Pencipta, Yang Maha Berkuasa. Dia Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

(أفمن هذا الحديث تعجبون * وتضحكون ولا تبكون * وأنتم سامدون * فاسجدوا لله واعبدوا) [النجم: 59 - 62].

"Maka apakah kamu merasa hairan terhadap pemberitaan ini. Dan kamu mentertawakan dan tidak menangi. Sedang kamu melengahkan (nya) Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia). "(QS. An-Najm: 59-62)

( Jangan MATIKAN hati dengan BANYAK tertawa )

Dari Abu Hurairah , Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa salam bersabda,
“Janganlah kalian banyak tertawa, karena banyak tertawa itu mematikan hati” (HR. Al-Bukhari di Adabul Mufrad, dan Ibnu Majah dengan sanad jayyid)

Mata yang sulit menangis menandakan kerasnya hati, akibat lalainya hati penuh dengan main-main, kenikmatan hidup berlebihan.

( Menangis pertanda KHUSYU )

"Sesungguhnya menangis,, khusyu ', dan do'a adalah resipi yang bagus untuk mengubati ketegangan jiwa. Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar menjadikan kita termasuk di antara golongan yang Allah berfirman tentang mereka:

(إنهم كانوا يسارعون في الخيرات ويدعوننا رغبا ورهبا وكانوا لنا خاشعين) [الأنبياء: 90]

"... Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo'a kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu 'kepada Kami. "(Surah Al-Anbiyaa': 90)

Oleh itu perlunya kita di zaman ini berdo'a, kekhusyukan, dan tangisan yang disebabkan kerana rasa takut kepada Allah.
Semoga Allah melepaskan kesedihan-kesedihan kita dan memberikan kesabaran kepada kita kerana tidak ada pemberiaan dari Allah yang lebih luas berbanding kesabaran sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Semoga Artikel Islam ini bermanfaat.
Sumber: Wall Yusuf Mansyur Network

Kamis, 02 Januari 2014

KEUTAMAAN BERDOA DISEPERTIGA MALAM (TAHAJUD)



Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa memperbanyak do’a dalam shalatnya dan juga dalam Tahajjudnya, karena pada waktu-waktu tersebut kemungkinan besar dikabulkannya do’a. Dari Jabir Radhiyallahu anhu, ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً، لاَ يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ.


'Sesungguhnya di malam hari terdapat suatu waktu, yang apabila seorang muslim memohon kepada Allah kebaikan dunia dan akhirat bertepatan dengan waktu itu, Allah pasti mengabulkannya dan waktu itu ada di setiap malam.'"[ HR. An-Nasa-i dalam kitab ash-Shalaah, bab Man Ataa Firaa-syahu wa Huwa Yanwil Qiyaam, (hadits no. 1786), Ibnu Majah dalam kitab Iqaamatish Shalaati was Sunnati fii ha, bab Maa Jaa-a fii man Naama 'an Hizbihi minal Lail, (hadits no. 1344), al-Hakim dalam al-Mustadrak, (I/311) dengan komentarnya, "Hadits ini shahih sesuai kriteria yang ditetap-kan al-Bukhari dan Muslim." Penilaiannya ini disepakati oleh adz-Dzahabi.]

Tahajud adalah sunah muakkad. Waktunya adalah setelah sholat ‘isya sampai dengan sebelum waktu sholat shubuh. Akan tetapi, waktu yang paling utama adalah sepertiga malam yang terakhir.

Ketika Jibril datang pada Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Hai Muhammad, kemuliaan orang beriman adalah dengan sholat malam..” (HR. Al Hakim, hasan)

Meninggalkan sholat malam yang berarti telah menyia-nyiakan keutamaan yang telah Alloh sediakan dikarenakan kemalasan yang ada pada mereka atau pun tergoda dengan gemerlapnya dunia. Dalam riwayat Imam Bukhori disebutkan bahwa ketika Rosululloh ditanya tentang seorang yang tidur sepanjang malam sampai waktu subuh, maka Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dia adalah seorang yang kedua telinganya dikencingi oleh setan.

Sepertiga malam terakhir termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa kepada Allah. Karena Allah menjanjikan akan mengabulkan doa di waktu ini. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ


“Allah Subhanahu wa Ta’ala turun ke langit dunia setiap malam, ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Kemudian Allah berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku akan Aku ijabahi doanya, siapa yang meminta-Ku akan Aku beri dia, dan siapa yang minta ampunan kepada-Ku akan Aku ampuni dia.” (HR. Bukhari 1145, Muslim 758, Abu Daud 1315, dan yang lainnya).


Sumber: Wall Yusuf Mansyu Network
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...