PERANG Badar adalah perang besar pertama kaum muslimin
melawan kafir Quraisy. Perang ini terjadi pada 17 Ramadhan 2 Hijriah bertepatan
dengan 17 Maret 624 Masehi. Ketika itu kekuatan kaum muslimin hanya berjumlah
314 orang sedangkan kaum kafir Quraisy mencapai 1.000 orang.
Sebelum perang besar ini pecah, telah terjadi banyak
pertikaian kecil antara kaum muslimin Madinah dengan orang-orang kafir Makkah.
Salah satunya perang Widan yang berakhir dengan perdamaian.
Setelah Rasulullah Saw mendapat kabar, bahwasannya kafilah
Abu Sufyan akan melewati jalur Madinah dalam perjalanan dagangnya dari Suriah
menuju Mekkah. Beliau segera memerintahkan kaum muslimin agar
mengumpulkan pasukan untuk menghadang kafilah dagang tersebut.
Rasulullah melakukan itu karena kafilah dagang Abu Sufyan
merupakan orang-orang kafir harbiyang terang-terangan memerangi
Islam sejak dahulu. Mereka sering menjarah harta benda kaum muhajirin ketika di
Makkah dahulu. Mereka juga menganiaya dan membunuh orang-orang yang baru masuk
Islam.
Dalam perjalanannya, apa yang telah direncanakan Rasul Saw
berbeda dengan kehendak Allah Swt. Allah Swt ingin Rasul Saw dan kaum muslimin
mendapat kemenangan yang lebih besar ketimbang hanya sekedar mendapat harta
dari kafilah dagang Abu Sufyan.
“Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa
salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu
menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekekuatan senjatalah yang untukmu, dan
Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan
memusnahkan orang-orang kafir.” (QS. Al-Anfal [8]: 7).
Akhirnya dengan takdir ini kafilah dagang Abu Sufyan dapat
lolos dari sergapan Rasul Saw dan pasukan kaum muslimin. Sehingga mereka dapat
memberi kabar kepada para pemimpin kafir Mekkah bahwa ummat Islam sedang
mengejar mereka.
Dalam waktu singkat Abu Jahal dan kawan-kawannya dapat
mengumpulkan kekuatan hingga 1.000 orang lengkap dengan persenjataan perang dan
kendaraannya. Dan segera berangkat menuju Badar tanpa diketahui oleh pasukan
kaum muslimin.
Setelah pasukan Abu Jahal hampir tiba di Badar,
barulah pasukan kaum muslimin tahu bahwa yang sedang ia hadapi bukanlah
kafilah dagang Abu Sufyan yang berjumlah tidak sampai seratus orang melainkan
sebuah pasukan perang yang sangat besar.
Dengan langkah cepat Rasulullah Saw dan para sahabat segera
menggelar rapat karena ketika itu masih ada kemungkinan untuk mundur. Setelah
lama berdiskusi, musyawarah pun mencapai kata mufakat. hasil rapat memutuskan
bahwa mereka harus maju berperang melawan kesombongan pasukan Abu Jahal.
Keputusan itu disambut oleh pasukan kaum muslimin. mereka
sangat setia kepada Rasulullah Saw walaupun hati merasa enggan untuk berperang
mengingat ketidak siapan mereka dan juga personil musuh yang tiga kali lipat
jumlahnya.
Pada tanggal 17 Maret bertemulah kedua pasukan tersebut di
lembah Badar. Pertempuran ini dimulai dengan pertunjukan gulat tiga lawan tiga.
Kaum muslimin yang diwakili oleh Ali, Ubaidah dan Hamzah mampu mengalahkan tiga
perwakilan kaum kafir Mekkah.
Setelah itu peperangan pun berkecamuk, kedua belah pihak
saling menyerang. Dikisahkan bahwa pasukan kaum muslimin tak berdaya melawan
gempuran musuh. Hampir-hampir saja mereka kalah. Namun berkat kedisiplinan
pasukan dan juga do’a yang tiada henti-hentinya dipanjatkan oleh Rasul Saw,
akhirnya Allah Swt mengirimkan bala bantuan berupa Malaikat yang sangat banyak.
Seperti yang tertulis dalam firman-Nya, “(ingatlah),
ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu:
“Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu
malaikat yang datang secara bergelombang.” (QS. al-Anfal [8]: 9).
Akhirnya tepatlah janji Allah Swt. Peperangan yang
berkecamuk hanya beberapa jam saja dimenangkan oleh pasukan kaum muslimin.
Pasukan kafir tercerai berai dan lari tunggang langgang.
Imam Bukhori memberikan keterangan bahwa pasukan yang tewas
dari pihak kafir Mekkah sebanyak tujuh puluh orang dan yang tertawan berjumlah
tujuh puluh orang. Sedangkan dari pihak muslim sebanyak 14 orang mati syahid.
Selain mendapat tawanan yang sangat banyak, ummat Islam juga
mendapatkan harta rampasan perang yang berlimpah. Kemenangan ini dalam sekejap
mengubah status Rasul Saw sebagai seorang buangan dari Makkah, menjadi salah
seorang pemimpin utama yang patut diperhitungkan.
Mengenai hal ini Karen Armstrong berkomentar, “Selama
bertahun-tahun Muhammad telah menjadi sasaran pencemoohan dan penghinaan;
tetapi setelah keberhasilan yang hebat dan tak terduga itu, semua orang di
Arabia mau tak mau harus menanggapinya secara serius.”
Marshall Hodgson juga menambahkan bahwa peristiwa di Badar
memaksa suku-suku Arab lainnya untuk menganggap umat Muslim sebagai salah satu
penantang dan pewaris potensial terhadap kewibawaan dan peranan politik yang
dimiliki kaum Quraisy.
Hikmah lain dari kemenangan perang Badar ini adalah posisi
kepemimpinan Rasulullah Saw semakin kuat di Madinah. Beliau dapat
mengeluarkan salah satu suku Yahudi yang sering mengancam kedudukan politiknya
di Madinah, yaitu Bani Qainuqa.
“…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk
bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah
[2]: 216).
Sumber : http:// islampos.com/pelajaran-berharga-perang-badar-61873/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
TERIMAKASIH TELAH BERKUNJUNG JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK ANDA